JAKARTA – Mengambil tema Pengembangan Geopark sebagai Jalan Baru Peningkatan Ekonomi Berkelanjutan, Konferensi Nasional Geopark Indonesia resmi dibuka.Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, Luhut Binsar Pandjaitan yang membuka secara resmi konferensi mengungkapkan bahwa geopark merupakan salah satu aspek penting bagi pengembangan pariwisata.
“Geopark ini salah satu yang penting bagi kita semua, termasuk pengembangan pariwisata yang merupakan salah satu penyumpang penerimaan negara yang besar, bahkan bisa mengalahkan penerimaan negara dari sektor energi,” jelas Luhut, di Jakarta, Kamis (12/7).
Geopark merupakan wilayah geografis terpadu dengan mengedepankan perlindungan lanskap dan situs geologi yang berkelanjutan dan menjaga keseimbangan antara konservasi, edukasi dan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Untuk mengoptimalkan pengembangan geopark di Indonesia diperlukan sinergi antar kementerian dan lembaga.
“Mari kita kerja secara terintegrasi agar pengembangan geopark ini bisa bagus dengan didukung oleh penelitian dari kementerian dan lembaga sehingga dapat memacu singkronisasi dan harmonisasi perkembangan pariwisata nasional kita sehingga kita berharap 20 juta turis tahun depan itu bisa dicapai dan bukan mimpi, itu keinginan kita semua,” tambah Luhut.
Mewakili Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Kepala Badan geologi, Rudy Suhendar mengatakan, Kementerian ESDM mendukung penuh pengembangan geopark di Indonesia. Sejak tahun 2008, Kementerian ESDM, melalui Badan Geologi telah memberikan kontribusi dalam inventarisasi, penyelidikan, penyedian data dan informasi potensi warisan geologi untuk mendukung pengembangan geopark.
“Hingga tahun 2018, Indonesia telah memiliki 4 (empat) kawasan Geopark Global UNESCO, yaitu Gunung Batur, Gunung Sewu, Ciletuh-Palabuhan Ratu dan Rinjani, serta 7 (tujuh) kawasan Geopark Nasional, yaitu Kaldera Toba, Merangin Jambi, Belitong, Maros-Pangkep, Raja Ampat, Bojonegoro, dan Gunung Tambora,” ujar Rudy.
Sebagai payung hukum pengembangan geopark, Rudy menambahkan, Kementerian ESDM saat ini tengah menyusun Rancangan Peraturan Presiden tentang Geopark, yang diharapkan dapat menjawab permasalahan terkait pengembangan geopark, khususnya dapat meningkatkan sinergitas antar Kementerian/Lembaga terkait di Pusat dengan Pemerintah Daerah, karena pembangunan dan pengelolaan Geopark melibatkan multi sektor.
Konferensi Geopark Indonesia I ini selain sebagai ajang pertemuan para stakeholders dalam percepatan pengembangan dan pemanfaatan kawasan Geopark di Indonesia, juga merupakan pemanasan Indonesia sebelum menjadi tuan rumah Asia Pacific Geopark Network Conference 2019 yang rencananya akan diadakan di Rinjani, Nusa Tenggara Barat.
Bersamaan acara konferensi ini diberikan secara simbolis sertifikat Geopark Global UNESCO kepada perwakilan Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Barat dan Jawa Barat untuk geopark Ciletuh-Palabuhan Ratu dan Gunung Tambora yang pada bulan April lalu ditetapkan sebagai bagian dari Geopark Global UNESCO pada sidang Executive Board Unesco ke 204, Komisi Programme and External Relations, di Paris, Perancis, Kamis (12/4) lalu.
Konferensi yang dilaksanakan kali ini dihadiri 450 peserta yang terdiri dari perwakilan pemerintah pusat dan daerah, BUMN, jaringan geopark Indonesia, akademisi dan peneliti, pegiat olahraga dan pemerhati lingkungan serta para pegiat industri kreatif dan khalayak umum.
Penulis : Safii