Indonesia Kembali Ekspor Bawang Merah ke Singapura

SURABAYA, KOMPAS.com – Indonesia mampu membalikkan keadaan dari semula importir menjadi negara eksportir bawang merah ke sejumlah negara ASEAN. “Hari ini kita kembali membuktikan dengan ekspor bawang merah ke Singapura ” kata Direktur Jenderal Hortikultura Suwandi saat acara pelepasan ekpor bawang merah oleh PT Aman Buana Putera di Surabaya, Senin (9/7/2018). Suwandi berpesan produksi komoditas pertanian lainnya juga bisa ditingkatkan lagi kualitasnya hingga dapat berdaya saing. Menurut dia, komoditas pertanian yang berorientasi ekspor jelas mampu menaikkan devisa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Suwandi berharap pada tahun 2018 ini, ekspor komoditas hortikultura dapat terus meningkat lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya. “Ekspor dari Surabaya ini saja kita sudah ribuan ton. Jika tahun lalu ekspor secara nasional sebesar 7750 ton. Nah untuk tahun ini, PT Aman Buana Putera saja sanggup ekspor 6000 ton, artinya ini akan naik 2 kali lipat. Ini berkat kerja keras dan doa semua pihak yang memiliki komitmen untuk membangun negeri Indonesia tercinta ini” tegas Suwandi. Herry Satyo menambahkan bahwa PT Aman Buana Putera akan mengekspor 6000 ton bawang merah secara bertahap ke Singapura, Malaysia, Thailand, dan Vietnam. “Kami mendukung penuh dan mengapresiasi program dan kinerja Kementerian Pertanian yang dinahkodai Bapak Andi Amran Sulaiman, khususnya atas capaian swasembada bawang merah dan bahkan sudah ekspor sejak tahun lalu. Kami juga sangat merasakan manfaatnya, bahkan sekarang jika kami mencari pasokan bawang merah, itu mudah diperoleh di daerah sentra-sentra bawang merah,” kata dia.

Sinergi dengan petani

Dalam penyediaan bawang merah, PT Aman Buana Putera bekerja sama dengan petani Malang, Bima, dan Probolinggo. Kerja sama petani dan pengusaha ini membentuk pola sinergi yang mapan guna pemenuhan pasokan. Selain itu, pemerintah turut andil mendorong pelaksanaan manajemen tanam. “Kami bermitra dengan petani petani bawang merah di beberapa sentra di Bima, Malang, Probolinggo dan daerah lainnya secara sinergis, saling menguntungkan, dan berkelanjutan,” ujar Herry. Produsen bawang merah terbesar kedua

Produsen bawang merah terbesar kedua

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur Hadi Sulistyo menegaskan bahwa Provinsi Jawa Timur merupakan sentra bawang merah terbesar kedua setelah Jawa Tengah. Produksi bawang merah Jawa Timur saat ini menyumbang sekitar 20 persen dari total produksi nasional. Sentra bawang merah tersebar di Nganjuk, Malang, Probolinggo, Bojonegoro, Sumenep, Sampang, Pamekasan, Mojokerto, hingga Bondowoso. Dinas pertanian Jawa Timur tengah berkonsentrasi untuk menyuplai varietas Super Philip yang berstandar ekspor. Baca juga: FAO Apresiasi Kinerja Kementan Memajukan Industri Pertanian “Sedangkan untuk mendukung program ekspor, kami siap suplai dari sentra yang banyak mengembangkan varietas Super Philip yaitu Nganjuk, Probolinggo, hingga Bondowoso,” ujar Hadi. Dengan suksesnya ekspor bawang merah dari Jawa Timur ini, Dinas Pertanian Propinsi Jawa Timur meyakini perekonomian di daerahnya akan stabil. “Kebijakan Pemprov Jawa Timur sangat jelas, kami akan terus maksimalkan produksi bawang merah lokal untuk menjaga agar inflasi stabil. Kami juga sangat mendukung upaya peningkatan ekspor bawang merah seperti hari ini. Alhamdulillah kebijakan ini sangat selaras dengan Pusat,” katanya.

Komitmen kembangkan pertanian

Suwandi dalam penutupan sambutannya juga menekankan bahwa dengan terlaksananya ekspor bawang ini membuktikan bahwa Kementan tidak hanya berhasil mewujudkan swasembada, akan tetapi juga mewujudkan kedaulatan bawang merah. Ia berharap, pada 100 tahun indonesia merdeka yakni pada 2045 Indonesia bisa menjadi lumbung pangan dunia. Komitmen kembangkan pertanian Pemerintahan Jokowi dan Jusuf Kalla terus berkomitnen untuk mewujudkan kedaulatan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kedaulatan pangan tersebut artinya mampu mencukupi pasokan dari produksi sendiri dan bukan dari impor. Guna mewujudkan visi tersebut, sesuai arahan Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, sejak 2015 Kementerian Pertanian giat memantapkan sentra produksi dan memperluas kawasan pertanian, khususnya di luar Pulau Jawa dan wilayah perbatasan. Sejalan dengan hal tersebut, Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian juga terus memperkuat kawasan kawasan bawang dan cabai, baik di Jawa dan perluasan wilayah di luar Pulau Jawa seperti Solok, Tapin, Enrekang, Bima, Lombok Timur dan lainnya.

 

Stop impor

Hasilnya mulai terlihat, dimana pada 2016, Pemerintah telah menghentikan total impor bawang merah dan sejak 2017 ekspor ke beberapa negara tetangga. Sebelumnya, pada 2014, Indonesia masih impor bawang merah mencapai 74.903 ton dan 2015 impor menurun drastis menjadi 17.428 ton. Capaian ini diperkuat dengan data BPS yang menyebutkan pada 2017, ekspor komoditas hortikultura naik tajam, khususnya untuk komoditas bawang merah yg mencapai 7.750 ton atau naik 93,5 persen dibandingkan 2016 yang hanya 736 ton.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *